Sabtu, 06 Maret 2010

Sok Imut…Na!!!

Me Too

Me Too...

Me Too..s

my love,

my love

Bingkai Hati..

Bingkai itu pernah kau campakkan, retak dan ku punguti dengan linangan air mata. Bingkai itu pernah terlupakan, dan kini kau mengingatnya kembali.

Lalu, untuk apa? Karena toh kedatanganmu bermakna satu tusukan luka.


Mengakuimu pernah menjadi bagian terindah dari hidup ini pernah ku lakukan, dan memang kau pernah menjadi yang terindah. Namun tidak untuk saat ini. Setelah berderet luka yang tercipta, setelah ku bungkam atas nama cinta.


Bingkai itu kini telah cacat meski utuh membentuk fungsinya. Dan kini pada masa yang tak pernah diduga sebelumnya,  bingkai hati akan segera menjalankan takdirnya.


Kau tak hanya terlambat, tapi memang tidak diterima kembali. Itu bukan kutukan atau balas dendam, tapi sebuah konsekuensi dari pilihan sikap yang pernah kau lakukan. Meski sejujurnya selama ini, setiap mengingatmu adalah meruaknya rasa nyeri dan (jujur) kerinduan.


Namun lukaku lebih hebat dari yang dikira siapapun, karena luka itu tercipta dari harap dan cinta yang teramat sangat. Dan aku masih terpuruk hingga hati itu datang,  hati yang menawarkan sepetak tempat peristirahatan.

Hati yang penuh dengan kesadaran ku bingkai dalam deraian kasih sayang yang bukan biasa. Dan aku terpana pada keikhlasannya menerima dan menjalani takdir dalam titahNya. Dan aku termagnet mengikutinya pada sumber segala cinta yang selama ini terabaikan.


Aku akan jatuh cinta, dan aku tahu itu. Tapi bukan padamu lagi, tapi bukan untukmu lagi. Ada hati yang siap ku bingkai, meski bingkai itu cacat dengan baluran lem disana-sini.


Lihat bingkai yang pernah tercampakkan itu, lihat baik-baik bingkai cacat itu, kini telah bersiap menjadi bingkai hati yang begitu bening.


Selamat tinggal kelam, selamat tinggal luka, selamat tinggal masa lalu. Kini aku akan melangkah dengan hidup yang baru, hidup yang memulakan perjalanan panjang, hidup yang sebenarnya, hidup yang menghidupkan. Hidup dalam nanguan cinta seorang hamba kekasihNya.

Kata Terurai Jadi Laku…

Dear Afnan Space..

"Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan"

Kata Terurai Jadi Laku

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan ia sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apa pun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata, “ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri.” Tetapi lelaki itu malah menjawab, “Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi.”
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka kemudian dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya.

Lelaki itu menjawab enteng, “Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang ku rasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik.”

Begitulah cinta yang terurai jadi laku. Ukuran interigasi cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam laku... kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai kepalsuan dan tidak nyata... Kalau cinta sudah terurai jadi laku, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam laku. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.


Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.


Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi dalam hati, tapi karena kebaikan tanpa henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti. Cinta yang tidak terurai jadi laku adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.


Tidak mudah memang menemukan cinta yang ini, tapi harus begitulah cinta, seperti kata Imam Syafii,


Kalau sudah ada cinta disisimu
Semua kan jadi enteng
Dan semua yang ada diatas tanah
Hanyalah tanah jua
Anis Matta

Kuliah Hari Ini…

Dear Afnan Space…

Tanggal 1 bulan Maret is Monday..

Hmmm…

Kuliah hari senin semester 6 jam 7.30 and dosennya baru datang jam 8.30..Hohoh…Kirain dah gak masuk sih..

Mata Kuliahnya SEMANTIC yang dibawakan oleh Pak Hasbi…

Kan ada tugas yang dikumpulkan, terus di tanya2 tentang materinya..hehe..deg2an..cos belum belajar.Untung lancar2 aja..Alhamdulillah.

Mata kuliah ke dua adalah Drama..jam 3-4 alias jam 9.15-11.00

Dosennya Ibu Fitriani,,Asyik banget.Interaktif and cara menjelaskannya ngena banget.And pastinya baik kasih nilai..hehe teutep…

Well..dah Maret nih..Hmm..waktu benar2 begitu cepat berlalu. Gak terasa udah bulan 3 aja.