Jumat, 02 Maret 2012

Besok Mau Pindah Rumah….

Dear Afnan Space….

 

Hari ini terakhir tinggal di rumah di Gowa.Besok bakalan pindah rumah baru di Pampang. Bukan rumah sihh…tapi asrama tentara. Ikut sama kakakQu.

Sebenarnya besok baru angkat barang..trus rumah juga baru mau di cat dan diperbaiki jadi senin baru bisa ditempati. Jadi aku rencananya mau nginap di rumahnya Warda..ponakan aku kan deket tuu rumahnya kan di pampang juga.

Wahhh….hampir setahun tinggal di sungguminasa..gak enaknya di sini kalo kemana2 jauhh..Kalo di Pampang kan tengahh2 kota..jadi akses ke mana2 gampang.

Ouuh yahh….baru aktif ngeblog lagi niii…Semoga sihh besok2 tetap rajin update…semoga…yahhh amiiinnn

 

by “princess”

Puisi Pak Habibie untuk almarhumah Istrinya…tercinta

 

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.


Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.


Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam
diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa
setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong
melompong, hilang isi.


Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau
gersang.


Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.


Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau
ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga
aku mampu mencintaimu seperti ini.


Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.


selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,


selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....

Cerialah, bangkitlah, tersenyumlah….

images

 

Mengawali cerita lagi, dengan torehan warna-warni yang telah disiapkan dalam tilawah ba'da shubuh.

Selepas mengukuhkan jiwa dengan dzikir-dzikir menenangkan. Mengatur banyak hal dari bagian-bagian hati agar memadu dalam kendali keimanan. Dan satu tarikan nafas panjang menjadi penanda bahwa aku rela melepas semuanya, aku rela menerima banyak hal yang sudah terjadi dengan keyakinan akan kebaikkan-kebaikkan hidup dalam perhitungan takdirNya. Aku, siap memulai semuanya lagi, dalam keteraturan gerak yang menginduk pada satu kata kunci, ridhaNya.


Berkahlah hidup ini, semoga.
Memekarkan kuncup-kuncup semangat dengan siraman istiqamah. Bismillah... aku melangkah lagi. Selepas jeda tanpa rencana yang baru saja teralami. Menyelesaikan satu urusan dan beralih ke urusan berikutnya. Dengan perhatian utamanya adalah yang Maha Mengurus.
Maka cerialah hidupku, yang menebar ke segala penjuru arah. Maka tersenyumlah hatiku, memberi sentuhan menyenangkan pada hati-hati lain. Maka bangkitlah jiwaku, yang merengkuh jiwa-jiwa luar dari lingkar diri. Maka, inilah hidupku ! Yang tak hanya untuk diri sendiri. Dan pada kenyataannya, inilah diriku, yang hidup tak hanya seorang diri.
Mendengar rintikan sisa hujan pagi ini, yang telah sempurna basahi bumi. Seolah, mendengar dendangan alam penghibur semua lara. Tes, tes, tes... satu-satu butiran bening itu jatuh dari atas genting. Mengajak jiwa menilik ruhani yang baru saja hampir kehilangan imunitas dirinya. Ruhani ringkih yang masih saja butuh banyak asupan energi dari lahan tarbiyah.
Ada masanya, aku berada pada titik tak ideal. Namun, bukan berarti menjadi alasan halal untuk tidak berupaya menjadi yang ideal. Ada kalanya, hanya ada suguhan warna hitam di pandangan, dan inilah saatnya memaknai hitam dengan senyuman di putihnya hari.
Cerialah hidupku, tersenyumlah hatiku, bangkitlah jiwaku. Ku kendalikan kalian untuk begitu di hari ini, dan hari-hari berikutnya. Dengan tetap menyadari adanya kebersebrangan dari hal ini tak dapat dinafikkan.
***