Jumat, 02 Maret 2012

Cerialah, bangkitlah, tersenyumlah….

images

 

Mengawali cerita lagi, dengan torehan warna-warni yang telah disiapkan dalam tilawah ba'da shubuh.

Selepas mengukuhkan jiwa dengan dzikir-dzikir menenangkan. Mengatur banyak hal dari bagian-bagian hati agar memadu dalam kendali keimanan. Dan satu tarikan nafas panjang menjadi penanda bahwa aku rela melepas semuanya, aku rela menerima banyak hal yang sudah terjadi dengan keyakinan akan kebaikkan-kebaikkan hidup dalam perhitungan takdirNya. Aku, siap memulai semuanya lagi, dalam keteraturan gerak yang menginduk pada satu kata kunci, ridhaNya.


Berkahlah hidup ini, semoga.
Memekarkan kuncup-kuncup semangat dengan siraman istiqamah. Bismillah... aku melangkah lagi. Selepas jeda tanpa rencana yang baru saja teralami. Menyelesaikan satu urusan dan beralih ke urusan berikutnya. Dengan perhatian utamanya adalah yang Maha Mengurus.
Maka cerialah hidupku, yang menebar ke segala penjuru arah. Maka tersenyumlah hatiku, memberi sentuhan menyenangkan pada hati-hati lain. Maka bangkitlah jiwaku, yang merengkuh jiwa-jiwa luar dari lingkar diri. Maka, inilah hidupku ! Yang tak hanya untuk diri sendiri. Dan pada kenyataannya, inilah diriku, yang hidup tak hanya seorang diri.
Mendengar rintikan sisa hujan pagi ini, yang telah sempurna basahi bumi. Seolah, mendengar dendangan alam penghibur semua lara. Tes, tes, tes... satu-satu butiran bening itu jatuh dari atas genting. Mengajak jiwa menilik ruhani yang baru saja hampir kehilangan imunitas dirinya. Ruhani ringkih yang masih saja butuh banyak asupan energi dari lahan tarbiyah.
Ada masanya, aku berada pada titik tak ideal. Namun, bukan berarti menjadi alasan halal untuk tidak berupaya menjadi yang ideal. Ada kalanya, hanya ada suguhan warna hitam di pandangan, dan inilah saatnya memaknai hitam dengan senyuman di putihnya hari.
Cerialah hidupku, tersenyumlah hatiku, bangkitlah jiwaku. Ku kendalikan kalian untuk begitu di hari ini, dan hari-hari berikutnya. Dengan tetap menyadari adanya kebersebrangan dari hal ini tak dapat dinafikkan.
***

0 comment:

Posting Komentar